Langsung ke konten utama

~My Black Symphony~ {Song-fic}


~My Black Symphony~ {Song-fic}
Image
Author             : Mayuki a.k.a mayujita a.k.a Lee Jin ah
Main cast         : Lee Taemin & Lee Jin ah
Suporting cast : Member SHINee
Length             : Oneshoot {Song-Fic}
Genre               : Sad, Song-fic of simfoni hitam-Sherina
Rating              : PG-15
Note                : Yang warnanya biru itu Flashback ya J
“ Kau sudah bangun Oppa? Mandilah dulu, aku akan siapkan sarapan untukmu” sapa seorang yeoja sambil tersenyum saat ia melihat seorang namja yang baru saja keluar dari kamar dengan tampilan khas orang yang baru bangun tidur. Namja itu hanya diam menanggapi sapaan yeoja itu. Sebagai gantinya ia hanya berjalan gontai menuju Kamar mandi untuk membersihkan diri, karena hari ini dia ada jadwal kuliah.
Sang yeoja hanya tersenyum melihat reaksi yang sudah sangat biasa dia terima setiap kali ia mengatakan itu di pagi hari. Yeoja itu segera menuju dapur untuk membuatkan sarapan untuk mereka. Ia membongkar isi lemari es nya, mencari-cari bahan apa yang akan dia jadikan sarapan pagi ini. Setelah berfikir cukup lama, akhirnya dia memutuskan untuk membuat nasi goreng ayam saja. Segera saja dia menyibukkan diri dengan bahan-bahan dapur tersebut.
Tepat ketika hidangan –sarapan– tersaji rapi dimeja dengan harum yang mengugah selera, sang namja telah siap untuk berangkat kuliah lengkap dengan tas dipunggunya dan beberapa buku yang sengaja ia tak masukkan kedalam tasnya. Sang yeoja tersenyum melihat sang Namja yang sudah rapi dan sangat Tampan.
“ Ayo.. sarapan dulu sebelum berangkat oppa. Aku membuatkan nasi goreng dengan ayam kesukaanmu” kata yeoja itu dengan ceria. Namun keceriaan yeoja itu hanya ditanggapi datar saja oleh sang namja. “ Mianhae Yuki, aku akan makan diluar saja. Tak ada waktu lagi” ucap namja itu. Sang yeoja –Lee Yuki– tersenyum, “ Tidak apa, oppa berangkat saja sebelum terlambat masuk kuliah. Dan jangan makan yang sembarangan ya oppa”
Sang namja –Lee Jinki– hanya mengagguk menanggapi perkataan Yuki dan bergegas pergi sebelum ia terlambat masuk jam kuliah. Yuki menatap kepergian Jinki dengan wajah tersenyum dan sesekali melambaikan tangannya mengatar kepergian Jinki.
Setelah Jinki tak terlihat lagi, wajah tersenyum itu berubah menjadi murung. Bulir-bulir air mata yang sejak tadi dia tahan memaksa untuk mengalir. Ia terduduk didepan pintu apartement miliknya –milik Yuki dan Jinki– sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“ Apa yang harus kulakukan Oppa? Kenapa kau seperti ini?” gumamnya pelan di balik isak tangisnya.
| Malam Sunyi kumimpikanmu, Kulukiskan kita bersama |
| Namun selalu aku bertanya, Adakah aku dimimpimu?|
***
“ Onew-ya! Ayo kita ke kantin. Sudah lama kita tak makan bersama, kau mau kan?” Namja yang dipanggil Onew itu menolehkan kepala melihat seorang yeoja yang sudah lama ia kenal merangkul lengannya. “ Mau makan apa? Kau yang traktir bagaimana? Kebetulan aku belum sarapan” sahut Onew yang tak lain adalah Lee Jinki. Entah kenapa ia tidak begitu suka dipanggil oleh orang lain dengan nama Jinki, maka ia memilih nama Onew untuk mengganti panggilannya.
Yeoja itu tersenyum senang, “ Ayo makan ayam goreng, aku yang traktir. Kau bisa makan sepuasmu”. Jinki tersenyum, “Benar ya? Kau tak boleh berbohong Kim Taeyeon” kata Onew yang langsung disambut tawa renyah Taeyeon. “ Arasseo! Ayo cepat aku sudah lapar” Taeyeon menarik tangan Onew menuju Kantin Kampus mereka, Onew segera meraih buku-bukunya agar tak tertinggal di perpustakaan dan mengikuti arah tarikan tangan Taeyeon. Ia tertawa melihat kelakuan Yeoja yang satu itu.
Yuki baru saja keluar dari deretan rak-rak tinggi dimana dia menemukan buku referensi untuk pelajaran musiknya. Tiba-tiba ia menangkap sosok yang sangat dia kenal baik sedang ditarik oleh seorang yeoja cantik keluar dari perpustakaan tersebut. Lee Jinki. Ia terdiam menatap ekspresi wajah yang tak pernah ditunjukan Jinki padanya.
‘Kau tersenyum, oppa. Namun bukan untukku’ Batin Yuki. Sekuat tenaga ia menahan air mata yang hampir jatuh membasahi pipinya. Segera ia palingkan wajahnya kearah lain, dan berusaha memasang wajah tersenyum. ‘Bukankah dengan tersenyum masalah apapun akan terasa ringan?’ kata-kata yang pernah diucapkan seseorang kepadanya. Sudut bibirnya melengkung ketika mengingat itu.
| Dihatiku terukir namamu, Cinta rindu beradu satu|
| Namun selalu aku bertanya, adakah aku dihatimu?|

***
“ Eomma? Apa yang eomma lakukan disini?” Tanya Yuki tak percaya ketika ia melihat eomma-nya sedang berdiri di depan apartement-nya. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat putri satu-satunya. Ia langsung memeluk putrinya itu. “ Eomma merindukanmu” kata Nyonya Lee lembut.
Yuki tersenyum, “ Aku juga eomma. Eomma pasti lelah, ayo masuk saja kedalam hari ini cuaca sedang sangat dingin. Eomma pasti kedinginan menungguku. Harusnya eomma menelponku atau Jinki oppa dulu agar aku bisa pulang lebih cepat” omel Yuki pada Nyonya Lee sambil membuka kunci apartement-nya.
Nyonya Lee menggeleng sambil tersenyum, “ Eomma belum lama menunggu Yuki-ya, eomma hanya ingin melihat kedua anak eomma sebelum eomma kembali ke Kyoto bersama appa-mu” kata Nyonya Lee sambil duduk disofa ruang tamu. Yuki segera menyalakan pemanas ruangan. Ia menggigil sedikit akibat terlalu lama berada diluar saat cuaca seperti ini. Musim dingin akan segera tiba.
“ Jadi eomma akan kembali ke Kyoto? Kenapa tak memberitahukanku apapun?” tanya Yuki sambil meletakkan secangkir Teh Hijau hangat kesukaan Nyonya Lee. “ Apa Jinki tak memberitahukan padamu? Ahh padahal eomma sudah memberitahukannya sejak 2 hari yang lalu” kata Nyonya Lee sambil menyesap sedikit Teh-nya.
“ Oh, mungkin oppa lupa karena banyak tugas kuliah yang harus dikerjakan” kata Yuki –lebih kepada dirinya sendiri–. Nyonya Lee tersenyum memandang putri-nya itu, “ Dan dimana putra eomma itu?”
Yuki tersenyum, “ Oppa masih ada jam kuliah dan baru akan selesai pukul 4 sore”. Nyonya  Lee mengangguk tanda mengerti, “ oh iya Yuki, apa kau yakin tak mau melanjutkan sekolah musikmu di New York?”
Lagi-lagi Yuki hanya tersenyum, “ Lalu aku harus meninggalkan kewajibanku yang lain disini? Eomma tahu pasti jawabanku”. Nyonya Lee menghela napas, “ Eomma pikir, eomma dan appa sudah salah dengan menikahkan kalian diusia semuda ini. Ternyata eomma salah, kau benar-benar istri yang baik Yuki-ya. Jinki pasti sangat senang memiliki istri sepertimu” kata Nyonya Lee tulus sambil mengusap pipi putrinya lembut. Yuki tersenyum manis.
‘Kuharap begitu eomma’ batin Yuki.
| T’lah Kunyanyikan alunan-alunan senduku|
| T’lah Kubisikkan cerita-cerita gelapku|
| T’lah Kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku|
| Tapi mengapa kutakkan bisa sentuh hatimu |

***
“ Yuki-ya~ mulai hari ini kau akan punya kakak baru. Ayo sapa dulu, namanya Jinki” Yuki kecil –berumur 5 tahun– menatap seorang namja –yang lebih tua 2 tahun darinya– dihadapannya dengan tersenyum.
“ Annyeong Jinki oppa~ joneun Lee Yuki imnida, salam kenal” Jinki tersenyum menatap Yuki yang begitu ceria. Sejenak ia melupakan apa yang baru saja terjadi, yang sudah merubah seluruh jalan hidupnya.
~ ~ ~
“ Oppa~ aku tak bisa tidur” Yuki kecil masuk kedalam kamar Jinki sambil menyeret boneka beruangnya, Jinki yang sedang duduk didepan meja belajarnya menoleh kearah pintu dan tersenyum. “ Kenapa?” tanyanya.
“ Aku takut oppa~ aku mau tidur dengan oppa saja. Bolehkan?” kata Yuki manja. Jinki tersenyum menatap adik perempuannya dan mengangguk. Yuki langsung naik keatas tempat tidur Jinki. “ Oppa~ bacakan aku cerita” rengek Yuki. Jinki terkekeh pelan lalu duduk disebelah Yuki dan mulai membacakan cerita agar Yuki terlelap.
~ ~ ~
“ Oppa? Ini siapa?” Tanya Yuki ketika melihat Jinki pulang dari sekolahnya membawa seorang teman –yeoja– kerumah. Jinki tersenyum dan mengusap puncak kepala Yuki pelan, “ Dia temanku. Kami mau mengerjakan Tugas kelompok di kamarku, jadi kau tak boleh masuk dan menganggu. Arachi?”
Yuki menatap Jinki yang melewatinya dengan heran, tak biasanya Jinki membawa teman kerumah baik namja maupun yeoja. Tapi kali ini.... ahh entah kenapa Yuki merasa sangat tak tenang.
“ eomma, yang ada dikamar Jinki oppa itu, siapanya oppa sih?” Tanya Yuki pada eommanya yang sedang menyiapkan hidangan makan siang untuk keluarga Lee. Nyonya Lee menoleh sebentar lalu kembali terfokus pada kegiatannya, “ Kenapa? Eomma rasa itu calon kakak iparmu” sahut Nyonya Lee enteng. Yuki membulatkan matanya, “ Mwo?!”
“ Wae? Tak ada salahnya kan oppa-mu memiliki Yeojachingu? Bukankah kau juga sudah punya Namjachingu bernama Jang Wooyoung itu. dia sunbae-mu dan teman sekelas Jinki kan?”
~ ~ ~
“ Oppa~ aku membawa minuman un-” kata-kata Yuki terhenti ketika membuka pintu kamar Jinki untuk memberikan minuman dan cemilan bagi tamu mereka –yeoja yang sama setiap hari– namun yang dilihatnya adalah sesuatu yang membuatnya sangat sakit. Jinki sedang mencium Yeoja itu. Yuki buru-buru menutup pintu kamar Jinki dan berdiri diam didepan pintu sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. air matanya menetes. Kenapa ia menangis? Itu juga yang saat ini jadi pertanyaan dalam benaknya. Kenapa dia menangis melihat Jinki mencium gadis lain?
~ ~ ~
“ Appa ingin membicarakan sesuatu dengan kalian, appa dan eomma sudah memutuskan” kata Tuan Lee, saat ini seluruh anggota keluarga Lee –tuan Lee, Nyonya Lee, Jinki dan Yuki– sedang berkumpul di ruang keluarga. Tiba-tiba saja Tuan Lee menyuruh mereka semua berkumpul. Yuki dan Jinki menatap ayah mereka bingung.
“ Appa sudah memutuskan bagaimana caranya agar Jinki benar-benar menjadi anggota keluarga Lee secara Resmi” Tuan Lee berhenti sejenak untuk melihat respon Yuki dan Jinki yang masih memasang wajah bingung.
“ Appa sudah memutuskan untuk menikahkan Yuki dengan kau, Jinki. Dengan begitu kau akan benar-benar menjadi anggota keluarga kami, bukan hanya sebagai anak angkat kami” Tuan Lee menatap kedua anaknya yang sudah membelalakan matanya. “ Tapi appa..” Yuki hendak protes.
“ Appa tidak memaksa, tapi appa hanya ingin menjadikan Jinki sebagai anggota keluarga kita yang sah” potong Tuan Lee. Yuki terdiam, tak tahu harus berbuat apa. Pikirannya benar-benar kalut saat ini. Ia senang jika benar-benar bisa menikah dengan Jinki, orang yang –baru belakangan ini ia sadari– ia cintai. Bukan sebagai Oppa dan Dongsaeng, tapi sebagai Namja dan Yeoja. Namun ia juga tak mau melihat Jinki merasa terpaksa menikah dengannya.
“ Jika itu sudah keputusan appa, aku setuju” Yuki menoleh cepat, menatap Jinki tak percaya. Benarkah kata-kata barusan itu Jinki yang mengucapkan?
***
Bayangan kejadian masa lalu berputar bagai film lama dikepala Yuki saat ini, bibirnya tersenyum tipis namun air matanya kembali terjatuh mengingat semua kenangan itu. Jinki yang dulu dia kenal adalah Jinki yang baik, lembut dan selalu ada untuknya. Tak seperti Jinki yang sekarang, Jinki yang selalu dingin dan tak perduli padanya. Yuki tak tahu apa yang membuat Jinki berubah seperti itu –hanya– padanya. Ia rindu Jinki yang dulu, namun sikap Jinki yang berubah membuatnya merasa sangat sakit. Too much Pain dan Hurt.
“ Ya! Kau sedang apa sendirian dipojok seperti itu?” Tiba-tiba saja seorang namja yang sudah lama tak Yuki lihat wajahnya sudah berada dihadapannya. “ Wooyoung oppa?” tanya Yuki tak percaya pada penglihatannya buru-buru ia hapus air matanya agar wooyoung tak melihatnya. Wooyoung tersenyum lalu duduk disebelah Yuki di lantai perpustakaan.
“ Bagaimana oppa bisa ada disini?” tanya Yuki masih tak yakin dengan apa yang dilihatnya. Wooyoung terkekeh pelan, “ Ini kan tempat umum, memangnya tak boleh aku disini? Punya hak apa kau Nona Lee melarangku berada disini?”
“ Bukan begitu maksudku.. aku hanya heran bagaimana oppa bisa ada disini. Bukankah terakhir kali kita bertemu oppa akan berangkat ke New York?” tanya Yuki lagi. Wooyoung tersenyum, “ Aku sedang libur, kebetulan aku sedang berada di perpustakaan kampus milik pamanku ini” sahutnya asal.
“ Milik pamanmu? Kampus ini?” Tanya yuki tak percaya. Wooyoung tertawa melihat ekspresi berlebihan dari Yuki. Namun ada satu hal yang mengalihkan perhatiannya. “ Kau habis menangis? Ada apa?” Tanyanya, Yuki langsung terdiam.
“ Aku baik-baik saja. Dan aku tidak menangis” sahut Yuki bohong. Wooyoung  menatap Yuki, “ Kau tahu kau tak pernah bisa berbohong padaku”. yuki tersenyum, “ Aku tahu. Karena itu, aku bilang aku baik-baik saja karena aku memang baik-baik saja”
Wooyoung menatap Yuki masih dengan tak percaya, namun Yuki balas menatapnya dengan yakin. Wooyoung  menghela napas, “ Baiklah, aku menyerah. Oh iya bagaimana kabar Oppa-mu yang jenius itu?”
“ Jinki oppa? Dia baik-baik saja” sahut Yuki, raut wajahnya berubah murung. Wooyoung memperhatikan apa yang terjadi pada perubahan raut wajah itu. sebenarnya ia tahu apa yang terjadi selama 6 bulan terakhir antara Yui dan Jinki. Dulu Wooyoung dan Yuki pernah menjalin hubungan namun setelah 2 bulan berpacaran Yuki yang mengaku bahwa dia mencintai Jinki melebihi rasa cinta pada oppa. Saat itu wooyoung harus rela melepaskan Yuki. Maka dari itu dia memutuskan untuk pindah ke New York –untuk melupakan Yuki–. Tapi ternyata ia begitu mencintai Yuki, 4 tahun di New York yang ada dipikirannya hanya Yuki dan Yuki. Tak bisa sekalipun dia melupakan Yuki.
Wooyoung  tiba-tiba memeluk Yuki, rasa Rindu selama 4 tahun ini sangat menyiksanya. Ia tahu ia tak boleh seenaknya memeluk Yuki seperti saat mereka pacaran dulu. Tapi jika hanya pelukan persahabatan, sah saja kan?
“ Oppa~ apa yang kau lakukan nanti ada yang melihat kita dan berpikir yang macam-macam” kata Yuki berusaha melepaskan pelukkan Wooyoung. Tapi wooyoung tetap memeluknya, “ Ini kan hanya pelukkan persahabatan, kau sahabatku kan?” kata Wooyoung.
“ Iya, tapi nanti...... Oppa” yuki terdiam melihat Jinki yang sedang berdiri didepannya saat ini. Wooyoung yang menyadari perubahan Yuki melepas pelukannya dan melihat kearah pandangan Yuki. Ia tersenyum menatap teman lama-nya itu. “ Yo! Onew-ya! Apa kabar, bro?”
“ Aku baik, sejak kapan kau tiba diKorea?” balas Jinki datar. Yuki menatap Jinki merasa bersalah, ia kepergok oleh suaminya sendiri sedang berpelukkan dengan namja lain ditempat seperti ini.
“ Aku baru saja tiba, dan langsung bertemu yuki dan kau. jadi untuk merayakan pertemuan kita bertiga bagaimana kalau kita minum-minum?” saran Wooyoung yang sangat gembira bisa bertemu sahabat lamanya.
“ Maaf, hari ini aku tak bisa. Mungkin lain kali. Yuki-ya, ayo pulang!” kata Jinki datar pada Wooyoung dan menarik tangan Yuki menuju keluar dari perpustakaan itu.

| Bila saja kau disisiku, Kan kuberi kau segalanya |
| Namun Tak henti aku bertanya, adakah aku di rindmu?|

***
“ Aku bisa jelaskan oppa~”
“ Tak ada yang perlu kau jelaskan” jawab Jinki datar sambil berjalan menuju ruang TV, Yuki masih bersikeras dan membuntuti Jinki ke ruang TV.
“ Aku dan Wooyoung oppa tak melakukan apa-apa oppa, itu hanya sebuah pelukkan-”
“ Sudah kubilang kau tak perlu menjelaskan apapun” Bentak Jinki. Yuki terkesiap, seburuk-buruknya perubahan sikap Jinki padanya, tak pernah sekalipun oppa-nya itu membentaknya seperti itu. yuki menatap Onew berusaha menahan air matanya yang mulai berusaha keluar lagi.
“ Kumohon dengarkan aku dulu Oppa~ aku..” tiba-tiba Jinki berdiri dari sofa dan segera meninggalkan Yuki tanpa mau repot-repot mendengarkan penjelasan yeoja itu.
| Tak bisakah kau sedikit saja dengar aku |
| Dengar Simfoniku, simfoni hanya untukmu |
Yuki segera menarik lengan Jinki, untuk menahannya agar tidak pergi. Ada yang ingin ia katakan pada namja yang sudah menjadi suaminya selama 6 bulan itu. kata-kata yang selama ini hanya terpendam jauh didalam hatinya.
Jinki menoleh, matanya sedikit terbelalak ketika merasakan sentuhan tangan kecil Yuki. Yuki menatap mata Jinki, “ Oppa, dengarkan aku. Aku dan Wooyoung oppa tak ada apa-apa lagi. Dulu kami memang pernah berpacaran, namun saat itu aku menyadari satu hal aku mencintai orang lain. Aku mencintai.....mu oppa” aku Yuki dengan keberanian yang entah datang dari mana. Jinki semakin melebarkan matanya menanggapi perkataan Yuki.
“ Kau.. yeodongsaengku” hanya itu yang diucapkan Jinki. Yuki menatap Jinki sedih, lalu perlahan melepaskan cengkramannya di lengan Jinki. Ia tahu itu, Jinki hanya menganggapnya sebagai adik, tak lebih dan takkan pernah lebih. Air mata mulai menggenang dimata beningnya namun ia terus menahannya, ia tak boleh nangis disaat seperti ini.
“ Maaf Oppa, aku hanya membuatmu susah. Aku tak akan pernah pantas menjadi istrimu, aku juga tahu kau tak kan pernah mencintaiku. Tak apa, aku mengerti” perlahan Yuki mengambil jaket dan Syal-nya lalu beranjak keluar dari apartementnya. Ia akan pergi dari hidup Jinki, jika itu yang Jinki mau. Air  matanya sudah tak bisa dibendung lagi.
| T’lah Kunyanyikan alunan-alunan senduku|
| T’lah Kubisikkan cerita-cerita gelapku|
| T’lah Kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku|
| Tapi mengapa kutakkan bisa sentuh hatimu |
***
Yuki menatap langit malam Seoul yang berusaha dia nikmati untuk terakhir kalinya. Ia sudah memikirkan ini matang-matang setelah kejadian 2 hari lalu diapartement-nya. Ia mehembuskan napasnya yang berhasil membuat kepulan-kepulan uap hangat keluar dari mulut dan hidungnya. Perlahan sesuatu yang dingin menyentuh puncak kepalanya yang menyebarkan rasa dingin kekulit kepalanya.
Yuki mengangkat tangannya, gumpalan kecil salju mendarat mulus ditangannya. Ia menatap langit yang mulai menurunkan gumpalan-gumpalan lain –yang lebih banyak–. Salju pertama ditahun ini. Salju terakhir yang dia lihat dari Seoul, kota kelahirannya. Sebelum pergi meninggalkannya.
Dengarlah~ hanya kau yang kucintai, tak ada yang lain. Walaupun aku memutuskan untuk pergi. Ini demi kau~
***
“ Eomma, aku sudah memutuskannya. Kuharap eomma dan appa bisa merestui aku” ucap Yuki pada seseorang di seberang teleponnya.
“ Eomma pikir kau menyukai Jinki, Yuki” sahut Nyonya Lee –seseorang diseberang sambungan telepon–, Yuki menghela napas. “ Aku memang menyukainya eomma, bahkan aku mencintainya” jawab Yuki.
“ Lalu kenapa? Apa masalahnya sekarang?”
“ Oppa... oppa tak suka bersamaku. Dia.. dia membenciku” sahut Yuki tertahan, setiap kali membicarakan Jinki air matanya selalu saja memaksa untuk keluar.
“ Tidak mungkin Jinki membencimu, nak”
“ Tidak eomma, dia memang membenciku. Dan dia punya hak untuk itu, aku sudah berusaha membuatnya menyukaiku tapi aku tetap tak bisa eomma, maka dari itu aku sudah memutuskan untuk pergi melanjutkan sekolahku ke New York eomma. Aku sudah mendaftar sebagai siswa baru di Julliard University. Semua persiapan sudah siap, aku hanya membutuhkan restu dari eomma dan appa”
“ Jika Jinki tak menyukaimu, kenapa dia setuju dengan pernikahan kalian?”
“ Aku tak yakin jawabannya eomma, tapi aku rasa Jinki oppa melakukan itu hanya untuk membalas hutang budi appa dan eomma. Kuharap eomma dan appa akan mendukungku”
“ Kami akan selalu mendukung mu nak, tapi.. apa kau yakin dengan ini?”
“ Aku yakin eomma, sangat Yakin”
| T’lah Kunyanyikan alunan-alunan senduku|
| T’lah Kubisikkan cerita-cerita gelapku|
| T’lah Kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku|
| Tapi mengapa kutakkan bisa sentuh hatimu |
To : Jinki Oppa~
Annyeong Jinki oppa~
Mungkin ketika kau bangun di pagi ini aku tak bisa lagi memaksamu memakan sarapan buatanku, karena aku akan berangkat pagi-pagi untuk penerbangan Seoul – New York. Aku ingin melanjutkan mampiku menjadi musisi terkenal.
Oppa tahu? Aku selalu menyukai oppa sejak dulu bahkan ketika kita menjadi saudara. Aku tak bisa melihat oppa bersama yeoja lain. Aku ingin selalu berada disisi Oppa, tapi aku juga tak bisa melihat Oppa sedih. Aku ingin melihat oppa selalu tersenyum.
Aku tahu oppa sangat membenciku, walaupun aku sendiri tak tahu apa alasannya. Maka dari itu aku memutuskan untuk melanjutkan sekolahku ke New York, untuk mewujudkan mimpiku dulu sebagai musisi profesional.
Kuharap oppa tak marah karena aku pergi tanpa mengatakan apapun, dan juga aku pergi tanpa melepas statusku sebagai Istrimu,  aku terlalu takut untuk melakukannya. Maka dari itu, aku akan kembali 4 tahun lagi untuk memberikanmu surat itu, aku rasa 4 tahun cukup bagiku untuk bisa melupakanmu.
Jaga diri oppa baik-baik ya, jangan lupa makan yang baik.
Annyeonghigasseo.. Saranghae, Han Jinki.
                                                                                                          Lee Yuki

~THE END~
Haloooo... waahhh aku lagi kecantol(?) sama lagunya sherina yang simfony hitam dan tiba-tiba sebuah alur cerita langsung tergambar jelas di otak ku yang gaje ini.. hahaha *evilaugh
nahh aku cuma pengen menumpahkan isi otakku.. jadi yang kena tag mohon maaf kalo Fanfic ini mengecewakan..
Oh iya niatnya aku juga mau bikin Side story dari My black Symphony, kalo ini kan cerita fokus sama Yuki, nah kalo yang side storynya itu fokus sama Onew.. hehe buat yang suka silahkan tunggu kekeke~
Jangan Lupa komen ya gomawo yo~ J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I don’t want to see your sadness part 2 ~The compulsion engagement~

I don’t want to see your sadness part 2 ~The compulsion engagement~ Author                       : Mayujita a.k.a Lee Jin ah a.k.a mayuki Main cast                  : Yui Yoshioka a.ka Lee Yui, Taemin a.ka Lee Taemin, Lee Jinki a.ka Onew  Suporting cast          : Member SHINee, Kim Jongwoon a.ka Yesung appa (anggap aja marganya yesung jadi Lee hehe ^^), Lee jin hye a.ka hye jin umma (Immaginary), Lee Taesun, Umma dan appa Taemin, Nenek Yui. Length                      : Sequel Genre                        : Life, Family, Sad (?) Rating                       : PG -13 Part 2 ~ The Compulsion engagement ~ “ Asal Appa tahu! Ummaku Cuma ada satu di dunia ini! Yaitu Yuki Umma! Orang Jepang!” kataku tak kalah kerasnya. “ Aku selesai makan!” kataku ketus dan meninggalkan Appa dan Jin hye ajumma yang masih menatapku dimeja makan. Kulihat Jin hye umma menatapku sedih lalu berusaha menenangkan appaku. Aku mengambil jaket dan tasku di dalam kamar dan berjalan kelu

My Hands Work (Typografi)

wahh aku bikin typografi manual nihh.. ternyata kalo di scan ga sebagus aslinya hehe .. gomen.. buat visitor.. mohon komennya.. kalo ga bsa komen seenggaknya bisa voting hehe arigatou!! tolong jangan menyalahgunakan gmbar ini saya membuatnya dengan perjuangan.

My Hands Work (Manga) Theme : Date

ini manga duel juga.. temanya "Date" hehe. aku mau tanya deh menurut kalian itu yang dipegang cewenya lebih mirip eskrim apa mikrofon?? ayoo jujur.. hehe nah buat gambar ini temenku bilang kalo ini cewenya bagus.. dan sumpah menurutku cowonya ga bgt!! aneh.. wkwkwk buat visitor.. mohon komennya.. kalo ga bsa komen seenggaknya bisa voting hehe arigatou!! tolong jangan menyalahgunakan gmbar ini saya membuatnya dengan perjuangan.