Langsung ke konten utama

I don’t want to see your sadness part 8 : ~Taemin Confessed~


I don’t want to see your sadness part 8 : ~Taemin Confessed~

Author             : Maulisa a.ka Mayuki a.ka Mayujita
Main cast         : Yui Yoshioka as Lee Yui, Taemin as Lee Taemin, Lee Jinki as Onew 
Suport cast      : Member SHINee, etc. You can find when you read.
Length             : Sequel (8 of -)
Genre               : Life, Family, Sad (?)
Rating              : PG-16
Warning! Don’t Be a Copycat. Please make a sure with me if you want to re-publish this Fanfiction and don’t forget to write my name as the author. Thanks.

Part 8  ~Taemin Confessed~

“ Skandal yang selama ini ditundingkan kepada Taemin SHINee dan Sulli f(x) akhirnya terungkap dengan beberapa foto dimana kedua artis itu sedang jalan-jalan bersama di sebuah pusat perbelanjaan di seoul. Di foto-foto itu terlihat sulli merangkul lengan Taemin Mesra. Akibat berita ini Pihak manajemen keduanya pun angkat bicara.

‘Kami tak bisa bicara apapun tentang mereka. Silahkan kalian tanya saja pada yang terkait’. Bergitulah komentar salah satu staff manajemen yang menaungi SHINee dan F(x). Sementara itu wartawan kami sudah bertanya pada Sulli mengenai hubungan mereka. Dan sulli memberikan tanggapan dengan wajah tersipu-sipu, ‘aku tak bisa berkata apa-apa. Silahkan kalian tanyakan saja pada Taemin oppa.’
Sebenarnya bagaimanakah hubungan mereka? Mungkin hanya mereka yang tahu. Kita hanya bisa menunggu berita selajutnya dari mereka berdua”
Onew mematikan televisi yang sedang menayangkan berita tentang Taemin dan Sulli itu. ia merasakan kemarahan mulai menjalari tubuhnya. Terdengar helaan napas panjangnya diruangan yang beberapa saat lalu –tiba-tiba saja– hening.
“ Taem, apa benar kau pacaran dengan sulli?” tanya Minho memecahkan keheningan tak wajar itu. Key dan Jonghyun menoleh menatap Taemin –yang sedang menunduk– menunggu jawaban. Onew memalingkan wajahnya, tatapannya kosong. Saat ini yang ada di benaknya hanya Yui, apakah gadis itu sudah mendengar berita ini. Onew berharap belum, karena Onew tahu bahwa Yui mulai memiliki perasaan khusus pada Taemin.
“ A..aku.. aku punya alasan hyung” jawab Taemin masih dengan kepala yang menunduk. Key menggeser duduknya mendekati Taemin dan bertanya pelan, “Tidak bisakah kau ceritakan alasanmu pada kami?”
Taemin menggeleng pelan, “maafkan aku hyung, aku tak bisa”. Key menghela napas panjang. Onew yang sejak tadi diam saja langsung menggebrak meja ruang tamu itu. dia menatap Taemin emosi.
“ Kau pikir kami siapa? Hah?! Orang lain? Apa kau sudah tidak menganggap kami hyung lagi? Sampai-sampai kau tidak bisa menceritakan alasanmu!” teriak Onew marah. Seluruh member SHINee terdiam, Onew memang jarang marah –bahkan nyaris tak pernah– tapi jika dia sudah marah bisa sangat mengerikan. Taemin memberanikan dirinya membalas tatapan emosi Onew berusaha untuk tetap tenang, ia tahu saat ini Onew sangat marah karena Taemin yang sudah berpacaran dengan yeodongsaeng-nya malah bersama yeoja lain.
“ Bukan begitu maksudku Hyung.. aku..”
“ Lalu apa? Apa alasanmu?! Kau tidak menyukai Yui dan ingin menghianatinya dengan cara seperti ini?? Hah?” teriakan Onew terdengar sangat menyeramkan saat ini. Taemin menatap onew muram, “ Bukan begitu.. aku tidak ingin menyakiti Yui.. aku..” Jawab Taemin pelan. Aku bahkan tak bisa melihat wajahnya muram, lanjutnya –tentu saja– dalam hati.
“ Lalu??!!” taemin terdiam dan kembali menunduk. Onew meraih kerah Taemin sampai dia bangkit dari duduknya dan menatap Taemin masih dengan tatapan yang sama. “Jawab aku!!” perintah Onew tepat diwajah Taemin. Namun Taemin tetap diam.
“ Hyung, tenanglah. Tak enak didengar oleh orang lain” seru key sambil menepuk pundak Onew pelan berusaha menenangkannya. Onew melepaskan kerah baju Taemin, Ia merasa sangat emosi hingga ia ingin memukul wajah Taemin saat ini tapi niat itu diurungkannya. Onew berjalan keluar dorm meninggalkan para dongsaengnya yang menatapnya takut dan menutup pintunya dengan keras.
***
“ oppa..” panggil Sulli manja sambil terus menggandeng tangan Taemin. Taemin berusaha melepaskan Sulli dari tangannya. “ Lepaskan Sulli..” kata Taemin pelan.
“ Aniyo.. memang kenapa kita kan pacaran” kata Sulli bersikeras.
“ Tapi.. semua orang melihat kita saat ini” kata Taemin. Sulli tersenyum senang.
“ Biar saja. Toh.. Soo man ajusshi sudah mengizinkan kita berpacaran. Dan tadi mereka resmi mengumumkan kita pacaran kan? Nah sekarang kita kesana ya, aku mau beli sesuatu” kata Sulli sambil menarik tangan Taemin menuju sebuah toko aksesoris. Taemin mengikutinya pasrah.
Pagi ini SM telah mengumumkan bahwa Taemin dan Sulli sudah resmi pacaran dan sekarang Sulli tiba-tiba mengajak Taemin kencan ke salah satu mall di pusat kota seoul. Taemin mau tak mau harus mengikuti keinginan Sulli.
“ Oppa, ini lucu ya?? Ahh aku mau beli yang ini, ahh tapi yang disana sepertinya juga bagus” seru Sulli senang dan pergi kesisi lain toko. Taemin hanya menatapnya pasrah lalu mengikutinya kesisi lain toko sambil ikut memperhatikan beberapa aksesoris disana, tiba-tiba pandangannya terpaku pada sebuah strap handphone berbentuk gitar mini dari perak yang cantik. Ia berhenti lalu mengambil strap itu dan memperhatikannya sambil tersenyum. Strap itu megingatkannya akan Yui. Ia memperhatikan layar handphonenya dan kembali tersenyum. Ia lalu membawa Strap itu ke kasir dan membayarnya.
“ Oppa.. kau beli sesuatu?” tanya Sulli yang tiba-tiba sudah berada di dekatnya. Ia buru-buru menyembunyikan Strap yang baru saja dibayarnya kedalam saku jaketnya. “ Ahh.. tidak. Aku hanya sedang melihat aksesoris yang ini” bohong Taemin sambil pura-pura melihat beberapa aksesoris didekat kasir.
Sulli tersenyum. “Kau suka yang seperti ini?” tanya Sulli sambil menunjuk salah satu aksesoris. “ Tidak, aku hanya melihatnya saja. Hmm menurutku itu cocok denganmu” kata Taemin lagi, agar Sulli tidak curiga.
“ Benarkah? Waahh kalau begitu aku ambil ini” kata Sulli senang lalu segera membayar belanjaannya.
“ Sudah selesai? Bagaimana kalau kita pulang sekarang?” tanya Taemin begitu mereka keluar dari toko aksesoris itu. sulli mengangguk, “ Baiklah, aku juga sudah lelah”.
***
“ Aku pulaaaang” seru Taemin datar ketika sampai dirumah. Ia sangat lelah saat ini. Yui yang mendengar suara Taemin menoleh sebentar lalu kembali terfokus pada gitarnya. Akhir-akhir ini Yui memang sering terlihat bersama gitar yang sudah bertahun-tahun tak disentuhnya itu.
“ Kau sudah pulang” kata Yui datar sambil terus memetik perlahan senar gitarnya dan menciptakan melody indah mengalun lembut dengan perlahan. Taemin tersenyum melihat Yui lalu berjalan mendekati gadis itu dan duduk bersila disampingnya.
“ Kau sedang apa sendirian disini? Tak biasanya kau memegang gitarmu di sini” kata Taemin heran, heran karena biasanya Yui tak pernah menunjukkan pada para penghuni rumah mewah itu tentang dirinya yang sudah kembali ‘berpacaran’ dengan gitarnya seperti dulu. Dan saat ini Yui sedang duduk di sofa Ruang Tamu dengan gitarnya, tempat dimana seluruh anggota keluarga hilir mudik dan –sudah pasti –dapat melihatnya.
Yui menatap Taemin dengan ekspresi yang tak bisa Taemin baca. “ Appa dan Hye jin ahjumma sedang pergi dan nenek sedang berada di jeju mengunjungi salah satu Resort yang ada di sana” jawabnya datar lalu kembali terfokus pada gitarnya. Taemin mengagguk tanda mengerti. Lalu ia teringat akan Strap yang dibelinya tadi, ia ingin segera memberikannya pada Yui tapi niat itu diurungkannya. Akan ada saatnya nanti, tak lama lagi, batin Taemin.
“ Bisakah kau mainkan satu lagu untukku seperti dulu?” Pinta Taemin pada Yui. Sudah lama ia tak mendengar pemainan gitar gadis-nya itu, dan harus Taemin akui itu cukup membuatnya Rindu.
“ Kau mau lagu apa?” Tanya Yui setelah terdiam –berfikir- cukup lama. Taemin tersenyum. “ Lagu Shinee yang kau tahu. Bisa?” jawabnya. Yui kembali terdiam, berusaha mengingat susunan melody satu-satunya lagu shinee yang dia tahu. Dan tanpa mengatakan apapun lagi dia mulai memetik gitarnya perlahan.
Soni siryeowa, Saranghae giyeoki chagapge dagawa aryeo-onda
Ijaeneun deoisang neoreul bujunghago sipjianeun, Nareul algo itjiman
Gakkai itneun neol saranghal su eopneun geol itgiae
Nal barabol su eopneun neol gidarimineomu himdeureo
Ijaen gyeondil su eopseo irwajil su eopgiae
Nega Saranghaetdeon geu ireum
Bulleoboryeo nagalsureok neomu meoleojyeotdeon
Geu ireum ijaejeokeonokgo, Na oolmeokyeo naeanae soomgo shipeojyeo
Neol Saranghal  su bakkae eopseotdeon, Keu nareul ijaen alajweoyo
Ireul su eopneunsarangdo sarang inikka
Suara indah Yui mengalir lembut seirama dengan petikan melody indah gitarnya. Taemin tertegun mendengarnya, lagu indah itu mengalir lembut melalui indera pendengarannya. Namun ada satu yang mengganjal dihatinya –entah apa itu– taemin juga tak tahu.
***
“ Hei!! Bangun! Kau ini benar-benar sulit bangun pagi! Ya!! Lee Yui!” Sekali lagi terdengar teriakan dari dalam kamar kedua insan yang selalu ribut setiap pagi.
Taemin menghela napas, lalu mengoyang-goyangkan tubuh Yui dengan tak sabar. “Ya! Yui!! Cepat bangun! Hari ini kita ada ulangan matematika pada jam pertama! Aku tak mau terlambat” seru Taemin lagi.
Yui mengerang pelan, “ Hmm, 5 menit lagi dehh ”. Taemin mendengus keras. Dan kembali menguncang-guncang tubuh Yui dengan kesal. “ Kau pikir ini sudah jam berapa??” Seru Taemin lagi sambil terus melakukan hal yang sama. Tapi dia tak kunjung mendapatkan respon dia inginkan. Ia menyerah dan berhenti mengguncangkan tubuh Yui tapi entah kenapa matanya tak bisa lepas dari wajah Yui yang terlihat sangat damai. Ia terus memperhatikan wajah Yui dengan seksama. Wajah itu tak berubah sama sekali dengan yang ada di dalam ingatan Taemin. Satu hal yang Taemin tahu telah berubah dalam wajah yang telah ia kenal sejak lama itu, Tak ada lagi senyum ceria yang selalu Yui tunjukkan pada semua orang. Sekarang wajah itu selalu dingin, dan tanpa ekspresi.
Rasa bersalah menjalari Taemin, ia benar-benar tak ingin Yui terluka, tak ingin wajah itu semakin dingin dan sukar didekati, tak ingin air mata kembali mengalir diwajah yang sudah dicintainya selama 3 tahun terakhir tanpa ia sadari. Tapi mau tak mau Taemin harus melakukannya, demi Semua orang –demi Yui– ia harus melakukannya.
Tangan Taemin mengelus pipi Yui lembut dan mendekatkan wajahnya ke wajah Yui. “ Kau harus bangun chagiya~” bisik Taemin lembut di telinga Yui. Yui mengerang pelan dan membuka matanya perlahan saat merasakan uap hangat menyentuh wajahnya. Ia terbelalak seketika ketika melihat Wajah Taemin sudah berada tepat diatas wajahnya dengan jarak tak lebih dari 2 centi.
“ A-Apa yang kau lakukan??” tanya Yui tertahan, ia bisa merasakan detak jantungnya yang tiba-tiba sudah berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya. Taemin tersenyum manis tanpa menjauhkan wajahnya sedikitpun dari Yui, lalu –tanpa dia sadari– Taemin mengecup kening Yui lembut. Yui semakin melebarkan matanya semaksimal mungkin ketika bibir Taemin menyentuh keningnya, ia harus mendorong Taemin menjauh darinya Tapi entah kenapa tubuhnya menolak perintah otaknya saat ini. Yui perlahan memejamkan matanya, bibir Taemin terasa basah dan lembut di keningnya.
“ Cepatlah mandi. Jangan memejamkan mata terus seperti itu. apa kau sedang berharap aku mencium-mu lagi?” kata Taemin sambil tersenyum jahil, Yui membuka matanya dan menatap Taemin dengan kesal bercampur malu mendapati Taemin sedang tersenyum melihatnya memejamkan mata. Wajahnya memerah.
“ Ya! Lee Taemin!” hanya itu yang mampu diucapkan oleh Yui lalu mendorong tubuh Taemin agar menjauh darinya dan segera beranjak ke kamar mandi. Sekarang ia merasa sangat gugup. Yui menutup pintu kamar mandi dan berdiri dibalik pintu itu, ia menyentuh dadanya dan merasakan detak jantungnya yang berkerja lebih keras pagi ini.
***
Yui menatap nampan yang sedang dipegangnya dengan tatapan kosong, tubuhnya disandarkan pada meja Kounter.
Kenapa aku jadi kepikiran Taemin ya?, batin Yui.
Ia menghela napas panjang, saat ini pikirannya dipenuhi oleh Taemin dan perlakuannya pada Yui tadi pagi.
“ Ya! Yui, apa yang kau lakukan disitu? Meja no 5 memanggilmu!” seru suara yang tak asing lagi ditelinga Yui sejak 1 bulan yang lalu. Nickhun, Manager Cafè dimana Yui melakukan kerja sambilan –tanpa sepengetahuan siapapun– .Yui tersentak pelan dan segera melihat ke arah meja nomor 5 yang berada di tengah cafè itu. Terlihat 2 orang pria yang berusia sekitar 21 tahun mengangkat tangannya memanggilnya.
“ Mereka lagi” gumam Yui pelan lalu berjalan menghampiri kedua Namja itu. “ Mau pesan apa?” Tanya Yui datar begitu ia sudah berada di jarak dengar kedua namja itu.
“ Aku seperti biasa saja, Yui” kata salah seorang dari mereka. “Aku juga” sahut yang lainnya. Yui mencatat minuman yang selalu dipesan kedua namja itu di kertas kecil yang dipegangnya dan beranjak pergi kedapur dan memberikan pesanan itu kepada ahlinya dibalik pintu dapur. Kesibukannya membuatnya melupakan Taemin –dan perlakuannya– sejenak.
***
“ Ini untukmu.. hari ini kau pasti juga lelah” Yui menatap kearah secangkir Lattè yang tersaji dengan desain yang manis dihadapannya lalu menatap pemilik tangan yang meletakkannya. Nickhun tersenyum. “ Arigatou” kata Yui.
“ Kau semakin sering menggunakan bahasa jepang dibanding Korea akhir-akhir ini” komentar Nickhun ketika Yui menyebutkan kata Arigatou –terimakasih–. Yui tersenyum lemah, “ Aku hanya berpikir dengan bisa bahasa ibuku mungkin aku bisa dengan mudah tinggal dijepang nanti”.
Nickhun menatap Yui seksama, “ Kau benar-benar berniat tinggal dijepang suatu saat nanti?” tanya Nickhun. “ Mungkin” sahut Yui asal. Nickhun menghela napas menatap Yui prihatin. Memang Nickhun baru mengenal Yui sejak sebulan yang lalu, saat itu yang ia tahu Yui adalah anak dari Pengusaha Sukses Lee Jongwoon dan Sahabat dekat Yeojachingu-nya. Yoona.
Flashback
“ Oppa! Lihat aku membawa seseorang untuk mu!” suara Yoona yang cukup kencang membuat Nickhun menoleh cepat dari kegiatannya. Ia tersenyum sesaat kepada pelanggan-nya dan bergegas menghampiri Yeoja yang sudah menjadi Yeojachingu-nya itu selama 1,5 tahun lalu. Ia menepuk kepala Yoona pelan dengan kesal bercampur geli dengan kelakuan Yeojachingu-nya yang –memang– tak bisa bicara dengan pelan itu.
Yoona mengelus kepalanya pelan dan memajukan bibirnya lucu, ia terlihat sangat kekanakan menurut Yui –tak seperti Yoona yang ia kenal–. “ Jadi siapa yang kau bawa?” tanya Nickhun setelah terkekeh melihat ekspresi Yoona yang selalu disukainya itu.
Yoona kembali tersenyum semangat, dan menarik Yui –yang berada di sebelahnya– kehadapan Nickhun “ Kau sedang membutuhkan seorang karyawan baru untuk Cafè mu ini kan?” Tanya Yoona dengan semangat menggebu-gebu. Awalnya ia tertegun ketika melihat ID Yui terpampang jelas diLayar Handphone-nya –setelah mereka tak saling menghubungi setelah acara Reuni itu– dan meminta bantuannya untuk mencari kerja sambilan. Namun setelah Yui menceritakan alasannya Yoona bersedia membantu dan ingat bahwa Nickhun –namjachingu– sedang membutuhkan seorang karyawan baru untuk Cafè nya setelah karyawan lama-nya memutuskan untuk berhenti karena akan memulai kehidupan berumahtangga bersama Suami-nya.
Nickhun menatap Yui dari ujung Rambut Hingga ujung kaki. Yui yang merasa tak nyaman diperhatikan seperti itu oleh orang yang baru dikenalnya berdeham pelan. Nickhun tersenyum –mengerti dengan maksud Yui– dan beralih menatap Yoona. “ Bagaimana?” Tanya Yoona.
“ Mungkin bisa kuterima dia, kau pernah bekerja sebelumnya?” tanya Nickhun pada Yui. Yui menggeleng pelan. Nickhun mengangkat sebelah alisnya.
“ Aku belum pernah bekerja dimanapun, ini pertama kalinya aku mencoba mencari kerja sambilan” kata Yui menjawab tatapan Nickhun. Nickhun mengangukkan kepalanya tanda mengerti.
“ Kau bisa terima dia kan? Ayoolahh oppa, jebal! Dia ini teman baikku” kata Yoona berusaha membujuk Nickhun dengan aegyo-nya. Nickhun terlihat berpikir sejenak sebelum kemudian mengangguk setuju.
Flashback end
“ Ngomong-ngomong dimana yeoja-mu yang cerewet itu? tidak biasanya dia belum muncul pada jam tutup seperti ini” kata Yui membuyarkan ingatan Nickhun. Baru saja dia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk pundaknya. Yui menoleh dan mendapati Yoona sedang tersenyum lebar kepadanya lalu gadis itu menghampiri Nickhun dan duduk disebelah namjachingu-nya itu.
“ Kalian sedang membicarakan aku ya?” tanya Yoona dengan percaya diri, yang langsung disambut satu jitakan pelan di kepalanya dari Nickhun. Yui tersenyum menatap Yoona yang memegang kepala dengan tampang cemberut.
Yui POV
“ Kalian sedang membicarakan aku ya?” tanya Yoona yang tiba-tiba muncul dengan percaya diri nya yang melebihi rata-rata itu dan langsung disambut satu jitakan pelan di kepalanya dari Nickhun oppa. Aku tersenyum menatap Yoona yang memegang kepala dengan tampang cemberut. Aku yakin ia tak merasakan sakit sama sekali karena pukulan Nickhun oppa itu, tapi memang dasar orang yang sedang kasmaran.
Aku memperhatikan Nickhun dan Yoona yang berada didepanku ini sedang bercanda mesra. Aku tersenyum dan tiba-tiba –entah darimana– bayangan kejadian tadi pagi kembali berputar dikepalaku. Tanpa sadar tanganku terangkat dan menyentuh keningku, masih bisa kurasakan kehangatan yang menjalar dari bibir Taemin tadi pagi. Apa yang akan terjadi ya jika aku bisa menujukkan pada semua orang bahwa kami –aku dan Taemin– adalah suami-istri? Tunggu! Apa sih yang aku pikirkan? Akkkhhh akhir-akhir ini otakku sedang sangat error. Selain selalu memikirkan Taemin juga aku sering membayangkan Taemin melakukan hal yang tidak mungkin padaku. arrrrggggghhhhh aku ini kenapa sih?
“ Yui, bisa kau jelaskan” kata-kata Yoona membuyarkan lamunanku. Aku menatapnya tak mengerti. Ia menunjuk wajahku, “ Kenapa tiba-tiba wajahmu memerah? kau sakit?” tanya Yoona dan bisa kudengar terselip sedikit nada cemas. Aku menggeleng pelan, “ Aku baik-baik saja” jawabku sambil tersenyum.
“ Lalu? Apa yang sedang kau bayangkan dalam benakmu yang penuh imajinasi itu?” tanya Yoona menyelidik. Aku tersenyum untuk menyangkal apapun yang terpikir oleh otak Yoona. “ Tak ada” jawabku mantap. Aku belum bisa menceritakan pada siapapun bahwa aku dan Taemin sudah Menikah –bahkan pada sahabat baikku sendiri–.
***
Aku melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganku 11:10 malam, sudah 10 menit Yoona dan Nickhun menyuruhku untuk menunggu dihalte yang tak jauh dari Cafè. Aku merapatkan muffler-ku karena angin dingin yang berhembus sampai ketulangku. Aiisshh apa sih yang mereka berdua lakukan didalam? Kalau memang mereka mau berlama-lama –berdua saja– jangan menyuruhku untuk menunggu. Menyebalkan, tak tahukah mereka sudah pukul berapa ini? Jinjja!
“ Yui? Apa yang kau lakukan disini sendiri?” tiba-tiba saja entah dari mana ada suara asing yang menyapaku. Aku menoleh menatap kedua namja yang sedang berada dihadapanku saat ini. Mereka berdua tersenyum aneh. Aku menatap mereka curiga. “ Siapa kalian?” tanyaku dingin. Aku memperhatikan sekelilingku. Sepi.
Mereka tersenyum dan maju mendekatiku, aku melangkah mundur untuk menjaga jarak. “ Kau tak perlu takut, kami hanya ingin mengundangmu minum-minum untuk menghangatkan diri” kata salah satu namja itu. Aku menautkan alisku, merasa sering mendengar suara itu. ah! aku ingat, mereka adalah 2 namja yang selalu datang ke Cafè dan memesan minuman yang sama setiap hari.
“ Bagaimana? Ayolah kau bisa bersenang-senang bersama kami. Kau bergitu manis, kami menyukainya” kata yang seorang lagi sambil menarik pergelangan tanganku. Aku mencoba melepaskan tanganku dari cengkraman namja itu. “ Lepaskan aku” kataku sedatar dan sedingin mungkin. Bukannya melepaskan tanganku, namja yang seorang lagi malah menyentuh daguku dengan jari-jarinya yang menjijikan itu. namja yang tadi mencengram lenganku, melepaskan cengramannya dan mengalihkanku ke namja yang masih menyentuh daguku. Namja itu segera menyusupkan lengannya ke pinggangku dan mendekatkan wajahnya, bisa kurasakan bau khas alkohol menyeruak masuk ke indra penciumanku.
“ Segera selesaikan, hyung! Setelah itu giliranku” kata namja yang tadi melepaskan cengkramannya. Namja yang masih memelukku menyeringai, “ Tenang saja, akan kuselesaikan dengan cepat” sahutnya. Rasa takut akan apa yang akan terjadi mulai menguasaiku setelah mendengar perkataan dua namja itu. aku harus melepaskan diri!
Aku bergerak-gerak berusaha melepaskan pelukkan namja itu, berharap ia melonggarkan pelukkannya dan memberikanku ruang untuk kabur. Tapi namja itu menyeringai dan semakin mengeratkan pelukkannya dan kembali mendekatkan wajahnya, sedetik kemudian kurasakan bibir menjijikkan namja itu menyentuh bibirku. Aku meronta kuat sambil berusaha tetap menutup mulutku rapat –agar namja itu tak berbuat lebih jauh lagi–. Ia mecium bibirku, berusaha membuatku membuka mulutku dan aku terus berusaha melepaskan namja menjijikkan ini dari tubuh dan bibirku. Ketakutanku memuncak ketika namja itu membawaku ke semak-semak terdekat tanpa melepaskan bibir menjijikkannya dariku. Ya Tuhan! Apa yang harus kulakukan!? Baru kali ini aku merasa takut seperti ini setelah kejadian 3 tahun yang lalu. Aku memejamkan mataku, tak kuat lagi untuk melakukan perlawanan. Untuk pertama kalinya –dalam hidupku– air mataku keluar dihadapan orang lain.
***
Author POV
Taemin membawa motornya dengan kecepatan standar, sesekali ia menatap yeoja-yeoja yang berjalan ditrotoar berharap itu Yui –walaupun ia tahu itu mustahil–. Ia menatap halte yang tak jauh didepannya. Ia melihat seorang namja sedang berusaha mencium seorang yeoja –pendek–  dan disaksikan oleh seorang namja lain. Ia jadi teringat pada Yui ketika melihat Yeoja pendek itu. Taemin tersenyum kecil, tak mungkin itu Yui batin Taemin. Entah apa yang membawanya, Taemin memelankan motornya dan menatap namja itu sedang mencium yeoja itu dengan nafsu, namun bisa ia lihat yeoja itu terus mencoba melepaskan diri dari namja itu.
Taemin memberhentikan motornya dan berjalan mendekati namja itu, ia harus menolong yeoja itu –walaupun ia sendiri ta tahu siapa yeoja itu–, Setelah ia menyadari apa yang akan dilakukan namja itu padanya –yeoja itu–. Tiba-tiba namja itu membawa sang yeoja menuju semak-semak dibelakang halte itu. Samar-samar Taemin dapat melihat wajah Yeoja yang sedang dicium –paksa– oleh Namja itu. Ia tertegun tak mempercayai apa yang dilihatnya. Yui.
Kemarahan menjalari Tubuhnya. Apa yang dilakukan namja brengsek itu yeojaku, batin Taemin dan segera berlari menghampiri namja itu menarik pundak namja itu, yang mau tak mau menghentikan aktifitasnya dan membalikkan tubuhnya. Taemin segera melayangkan tinjunya dan membuat namja brengsek itu tersungkur kesemak-semak. Namja satunya yang melihat itu segera menghampiri Taemin dan mencoba memukul Taemin juga. Namun karena kesadarannya sudah hilang setengah akibat pengaruh alkohol, hasilnya dia hanya meninju udara kosong disebelah Taemin dan tersungkur.
Taemin tak memperdulikan kedua namja brengsek –yang sudah kehilangan setengah kesadaran akibat alkohol– itu. ia mendekati Yui –yang sudah membuka matanya dan menatap kosong– dan berusaha untuk menyentuh Yui. Tapi Yui berusaha menjauh dari Taemin, kepalanya mengeleng pelan dan menatap tangan itu dengan takut. Taemin tertegun, sekuat apapun Yui yang ia kenal Yui tetap seorang yeoja yang akan merasakan ketakutan hebat ketika kejadian seperti ini menimpanya. Taemin menggeram menahan amarahnya yang benar-benar sudah tak bisa dibendung lagi. Ia berjalan menghampiri kedua namja yang masih tergeletak setengah sadar di dekatnya.
Ia menarik kerah namja yang tadi mencium Yui, “ Apa yang kau lakukan padanya?!” seru Taemin dan mendaratkan pukulan bertubi-tubi di wajah namja itu. Bisa Taemin dengar desahan napas Yui yang tidak teratur menandakan bahwa yeoja itu masih sangat takut. Taemin melepaskan namja itu dan mendekati Yui, ia berusaha menyentuh –lagi– Yui. Namun reaksi yang didapatkannya masih sama seperti yang tadi. Taemin menatap Yui sedih.
“ Tenang, ini aku. Taemin.. aku Taemin.. kau ingat aku kan? Namja imut, suami-mu” kata Taemin berusaha mengembalikan kesadaran Yui dan memeluk gadisnya. Yui meronta pelan ketika Taemin melingkarkan tangan besarnya ketubuh Yui. Namun Taemin tetap mendekapnya, berusaha memberikan rasa aman dan kehangatan pada yeoja itu. Perlahan –tapi pasti– Yui mulai tenang dan kembali pada kesadarannya. Ia membenamkan wajahnya di dada Taemin untuk mendapatkan rasa aman.
***
Taemin meletakkan secangkir Cokelat Panas dihadapan Yui yang menatap udara kosong. Ia menatap Yui dengan cemas, sejak mereka tiba di rumah kediaman Lee –satu jam– yang lalu Yui tak berbicara sama sekali. Ia hanya duduk di sofa kamarnya sambil menekuk kakinya diatas sofa dan memelukknya dengan kedua tangannya.
“ Minumlah” kata Taemin, Yui tak menghiraukan nada cemas dalam suara Taemin. Ia tetap menatap udara kosong dihadapannya. Kejadian satu jam lalu terasa seperti mimpi baginya. Tak pernah sekalipun terpikir olehnya akan ada orang yang berbuat begitu padanya.
“ Kumohon minumlah, agar kau lebih tenang” bujuk Taemin lagi. Yui menoleh sebentar kearah Taemin. Lalu kembali menatap udara Kosong. Taemin tak tahan melihat Yui yang seperti ini. Ia mendekati Yui dan mendekapnya. “ Aku tak bisa melihatmu seperti ini, kumohon. Kau tak sendiri, aku ada disini untukmu” bisik Taemin lembut ditelinga Yui. Yui terdiam mendengarnya, benarkah? Benarkah semua itu? apa ia harus mempercayai perkataan Taemin? Ia tak mau lagi mendengar kata-kata manis yang hanya berujung pada kebohongan –seperti appanya– belaka.
“ Bohong” gumam Yui pelan, sangat pelan. Tapi Taemin dapat mendengarnya dari jarak sedekat itu dengan Yui. Ia menggeleng pelan lalu melepaskan pelukkannya dan menatap Yui lembut. “ Kurasa aku harus mengatakannya sekarang” ujar Taemin lembut. Yui menatap wajah Taemin yang berada begitu dekat dengannya. Ia bisa merasakan napas Taemin yang teratur menyapu wajahnya dan ia merasa nyaman dengan itu.
“ Kau tahu.. aku sudah menyukaimu sejak kita SMP, saat itu aku menyukaimu karena kau adalah yeoja terpintar yang pernah kutemui, kau juga begitu ceria berpergian kemanapun dengan gitarmu” Taemin tersenyum mengingat sosok Yui 4 Tahun yang lalu. “ Aku selalu menantangmu untuk mendapatkan nilai terbaik agar aku bisa lebih dekat denganmu. Awalnya kupikir aku hanya mengagumimu saat itu. Tapi ternyata perasaan ku terus berkembang tanpa kusadari” ia berhenti sejenak untuk melihat reaksi Yui. Lalu melanjutkan..
“ Aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku pada upacara kelulusan. Tapi kau tak datang, dan aku terus mencarimu. Tapi sia-sia, bahkan teman-temanmu tak satupun ada yang tahu dimana kau. Kau hilang bagai ditelan bumi, bahkan nomor Handphone mu tidak bisa dihubungi lagi” Yui menatap mata Taemin mencari sebuah kebohongan dari mata bening namja itu. namun yang dilihatnya justru sebuah ketulusan.
“ Setelah itu aku tak bisa berhenti memikirkan, dimana Yui sekarang atau apa yang dia lakukan. Aku terus menerus berpikir tentang kau. lalu aku berpikir untuk melupakanmu dan berusaha mencari kesibukan agar aku tak memikirkanmu. Aku memasuki SMEnt dan menjadi seorang Training yang akhirnya debut bersama para hyungku sebagai SHINee. Aku pikir aku sudah tak menyukaimu lagi karena akhirnya aku tak memikirkanmu lagi. Tapi..”
“ Kau bertemu kembali denganku di Reuni itu?” tanya Yui memotong cerita Taemin. Taemin mengangguk pelan, “ Kau tahu betapa tak menyangkanya aku bisa bertemu denganmu lagi. Dan tiba-tiba orangtua kita menyuruh kita untuk menikah. Awalnya aku kaget dan ingin memprotes, tapi –pada akhirnya– aku tak melakukannya karena hati kecilku terus mendorongku untuk menjadikanmu milikku. Aku rasa aku masih menyukaimu dan sekarang aku rasa aku... Mencintaimu” kata Taemin sambil menatap Yui sangat lembut. Yui menatap Taemin tak percaya. Tapi sesuatu dalam diri Yui mengatakan bahwa ia ingin percaya pada kata-kata Taemin, karena ia juga merasakan hal yang sama semejak pertemuan mereka kembali.
“ Percayakah kau pada apa yang kukatakan padamu?” tanya Taemin, ia mengangkat wajah Yui dengan tangannya agar dapat melihat wajah Yui dengan lebih leluasa. “ Bisakah aku percaya padamu?” tanya Yui pelan. Taemin tersenyum manis dan mengangguk menandakan ia tak berbohong. Yui menatap Taemin dengan tatapan yang tak dapat Taemin baca. “ Aku akan percaya padamu.. karena kurasa.. aku... aku juga menyukaimu Lee Taemin” kata Yui lagi.
Senyum Taemin mengembang sangat lebar. Ia mendekatkan wajahnya kewajah Yui. “ Biarkan aku menghapus jejak namja brengsek itu dari bibirmu” bisik Taemin pelan dan sedetik kemudian Yui merasakan Bibir Taemin menempel dengan bibirnya, terasa begitu lembut –sangat berbeda dengan yang dilakukan dengan namja brengsek itu. Perlahan Yui-pun membalas ciuman itu.
***
To be Continued~

Anyyeong!! Konnichiwa! Hahahahaha ketemu lagi niihh dengan I don’t want To See your Sadness yang ngaret setengah mati ini. Hehe aku bener-bener sibuk plus ga ada ide buat Fanfic ini, aku bener-bener minta maaf ngaretnya lama banget.. -______-, tapi aku seneng sidang PKL ku udah selesai!! Yeaahhh.. akhirnya aku punya sedikit waktu luang sebelum sibuk jadi siswa kelas 3.. -_______-
Nahh gimana nihh menurut kalian kisahnya pasangan Yui dan Taemin? Pasti kalian bingung kenapa aku ga masukkin konflik sulli dan Taemin di part ini, ini sesuai saran temenku, katanya bikin dong Yui sama Taeminnya sama-sama suka.. nahh jadinya kubuat kayak gini dehh, nanti setelah ini baru aku masukkin konfliknya Sulli. Hehe nah Gomen bgt buat yang ga suka part ini, sebenarnya aku juga  ga terlalu bisa bikin biar Yui sama Taemin sama-sama suka.. Maaf buat yang ga suka sama Yui di part ini.. maaf! Aku sebenernya ga tega sama Yui di part ini, tapi aku udah kehabisan ide gimana caranya biar Yui jadi percaya dan ngungkapin perasaannya sama Taemin akkkhhh aku bener-bener minta maaf sama yang kecewa! Hounto ni gomen nasai kalo kalian ga suka boleh bayangin Yui sebagai orang lain. T.T tapi yaahhh aku udah bikin semampuku.. just hope all reader like this part.. hehe
Ok! Please Your Comment or Like.. see you at next part!
Dewa dewa adieu *dadah2 sama para cast

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I don’t want to see your sadness part 2 ~The compulsion engagement~

I don’t want to see your sadness part 2 ~The compulsion engagement~ Author                       : Mayujita a.k.a Lee Jin ah a.k.a mayuki Main cast                  : Yui Yoshioka a.ka Lee Yui, Taemin a.ka Lee Taemin, Lee Jinki a.ka Onew  Suporting cast          : Member SHINee, Kim Jongwoon a.ka Yesung appa (anggap aja marganya yesung jadi Lee hehe ^^), Lee jin hye a.ka hye jin umma (Immaginary), Lee Taesun, Umma dan appa Taemin, Nenek Yui. Length                      : Sequel Genre                        : Life, Family, Sad (?) Rating                       : PG -13 Part 2 ~ The Compulsion engagement ~ “ Asal Appa tahu! Ummaku Cuma ada satu di dunia ini! Yaitu Yuki Umma! Orang Jepang!” kataku tak kalah kerasnya. “ Aku selesai makan!” kataku ketus dan meninggalkan Appa dan Jin hye ajumma yang masih menatapku dimeja makan. Kulihat Jin hye umma menatapku sedih lalu berusaha menenangkan appaku. Aku mengambil jaket dan tasku di dalam kamar dan berjalan kelu

My Hands Work (Typografi)

wahh aku bikin typografi manual nihh.. ternyata kalo di scan ga sebagus aslinya hehe .. gomen.. buat visitor.. mohon komennya.. kalo ga bsa komen seenggaknya bisa voting hehe arigatou!! tolong jangan menyalahgunakan gmbar ini saya membuatnya dengan perjuangan.

My Hands Work (Manga) Theme : Date

ini manga duel juga.. temanya "Date" hehe. aku mau tanya deh menurut kalian itu yang dipegang cewenya lebih mirip eskrim apa mikrofon?? ayoo jujur.. hehe nah buat gambar ini temenku bilang kalo ini cewenya bagus.. dan sumpah menurutku cowonya ga bgt!! aneh.. wkwkwk buat visitor.. mohon komennya.. kalo ga bsa komen seenggaknya bisa voting hehe arigatou!! tolong jangan menyalahgunakan gmbar ini saya membuatnya dengan perjuangan.